Cari Blog Ini

Minggu, 21 Februari 2016

Fasilitas Kampus di Universitas Palangka Raya

Pagi ini, cuaca agak mendung. Habis mencuci piring di kos, mau sepedaan dulu untuk mencari keringat. Rute yang paling sering kulalui adalah jl. Hendri Timang, sebuah nama jalan di dalam kampus Universitas Palangka Raya. 

Dari hasil jepretan kamera hape, timbul berniat mau berbagi kisah sedikit dengan pembaca sekalian tentang Universitas Palangka Raya, tapi cerita kali ini dibatasi hanya untuk mengulas fasilitas-fasilitas di kampus, itu pun masih sebagian. Lain kali semoga bisa lebih lengkap lagi, siapa tau dengan membaca tulisan ini bagi yang lulus SMA berminat untuk kuliah di UPR (singkatan dari Universitas Palangka Raya, dulu sering disebut UNPAR tapi karena UNPAR ini mengacu pada singkatan dari Universitas Parahyangan yang ada di Jawa Barat sana, makanya diganti menjadi UPR. Tapi masyarakat secara luas di Kalimantan Tengah menyebutnya dengan UNPAR. UPR digunakan untuk penulisan singkatan secara resmi). 

Nah berikut ulasan singkat dan hasil jepretannya...

1. Fasilitas Tempat Ibadah
di UPR, ada dua buah bangunan tempat ibadah, yang pertama untuk agama Islam, yang kedua untuk agama Kristen. Untuk tempat ibadah agama Hindu masih belum dibangun, padahal tanah lokasi bangunannya sudah ada tepat di pertigaan gerbang universitas, dekat gereja Mahanaim UPR.  Sebenarnya ini adalah salah satu PR terbesar Universitas, mengapa sampai saat ini masih belum dibangun-bangun juga. Bukankah hak mahasiswa itu sama, untuk jumlah mahasiswa Hindu UPR berkisar lima ratusan orang lebih, ini menurut data dari Perhimpunan Mahasiswa Hindu Universitas Palangka Raya (PMH UPR). huuhh jadi emosian deh... kembali ke notebook.. 

mba rus
Masjid Salahuddin Universitas Palangka Raya


Gereja Mahanaim Universitas Palangka Raya
 Masjid Salahuddin ini berada di jalan Yos Sudarso, di dekat Stadion Mini UPR. Masih berada dalam lingkungan kampus. Disini bagi kamu-kamu yang ingin sholat dan bertemu dengan komunitas sesama muslim direkomendasikan deh.. tiap tahun di areal dekat masjid ini diadakan pasar Ramadhan. Teras masjidnya cukup luas dan adem.. saya sendiri pernah ke masjid ini, menunggu teman saya yang ingin sholat.. betapa indahnya saling toleran hehee


Gereja Mahanaim ini ada di jl. Hendrik Timang. Oiya, jl. H. Timang adalah jalan utama di dalam kampus. Gereja Mahanaim ini berada tepat di kampus UPP 1 PGSD. Bagi teman-teman kristiani yang tempat tinggalnya dekat kampus, direkomendasikan deh untuk ibadah kesini.



Lahan tempat bangunan rumah ibadah agama Hindu

Ini dia yang masih dalam wacana.... realisasi tempat ibadah agama Hindu di Universitas Palangka Raya. Semoga deh, segera terealisasi oleh pak rektor.. lahannya ada, hanya saja mungkin keuangannya aja yang belum ada.



2. Fasilitas Olahraga


Tempat panjat tebing di Fakultas Ekonomi




Bagi kamu yang suka panjat memanjat, di Universitas Palangka Raya ada tempat panjat tebing. Ada di kampus Fakultas Ekonomi dan di kampus Fakultas Teknik. Bagi kamu yang berminat, tiap tahun ada perekrutan anggota panjat tebing, biasanya ketika semester ganjil.
GORSENI



 Fasilitas olahraga yang berikutnya adalah gedung GORSENI, disini untuk kamu-kamu yang suka bermain bulu tangkis bisa bergabung dalam klub bulu tangkis. Fasilitas olahraga yang lainnya di UPR adalah Stadion Mini UPR, disini tempat bermain sepak bola, dan ada dua buah lapangan voli. Keadaannya sekarang ini rumput ilalang tinggi-tinggi brow.. Untuk lapangan voli, banyak tersebar di areal kampus, ada yang dekat PGSD, dekat Faperta, dekat Fakultas Hukum.
Stadion Mini UPR













 3. Fasilitas Kesehatan

Bagi kamu yang sakit-sakitan nih, datang aja ke klinik UPR. Aku sendiri pernah kena sakit perut, datang ke klinik diberi obat diare dan sirup, harga tebus sekitar lima belas rebu.
Klinik













4. Fasilitas Perbankan

BRI Unit UPR
Di UPR ada satu buah unit cabang bank BRI. Tesedia fasilitas ATM, tapi masih belum ada CS. Tempatnya berdampingan dengan klinik. Bagi yang ingin menabung ataupun mengambil uang di ATM, pilihan terdekatnya ada di dalam kampus.






5. Fasilitas Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

Gedung Sekre Bersama UKM UPR


Salah satu sudut jalan Hendrik Timang
 Nah.. gedung sekre UKM bersama ini menjadi tempat yang paling sering kukunjungi, disini tempat sekre UKM di Universitas Palangka Raya berada. UKM terbesar disini ada Menwa, KSR PMI UPR,  Untuk UKM Pramuka ada sanggar tersendiri. UKM keagamaan seperti PMK, KMK, LDKJS, dan PMH ada di dalam gedung sekre UKM ini.


Sanggar Pramuka

 I
WI-FI Corner

Bundaran UPR






























 Banggalah dengan apa yang kamu punya, mari berbenah bersama-sama untuk Universitas Palangka Raya yang lebih maju lagi. Salam..





Palangka Raya, 21 Februari 2016
acer liquid Z4 

Sabtu, 06 Februari 2016

Berlima


 Tahun Ke 2 kuliah
Sewaktu kuliah, aku punya 4 orang sohib sekelas. Kami sama-sama di prodi pendidikan Fisika Universitas Palangka Raya. Sohibku yang pertama namanya Nanik Suryani. Dia paling muda diantara kami, kelahiran Lampung, 1995. Asli suku Jawa, lahir di Lampung, besarnya di Kalimantan. Tepatnya di desa trans di Kabupaten Kapuas. Sohibku yang kedua namanya Ani Mariani. Asli Jawa, besar di Lampung, kuliahnya di Palangka Raya. Kisah hidupnya bikin haru ketika pertama kali aku mendengarnya. Ibunya sudah tiada. Namun semangat untuk kuliah tidak pernah putus, tanpa seorang pun pendamping dia jauh-jauh merantau ke Kalimantan dari Lampung. Salut gue sama sohib yang satu ini. Kalau bicara suka lepas control dalam hal nada. Dari yang pelan bisa sampai volume maksimal. Soal ketawa juga gitu, paling nyaring. Sohibku yang ketiga Dola Dolita namanya, orangnya cantik, sekabupaten sama gue, sama-sama orang Barito Utara. Tepatnya di Jingah. Soal masalah pacaran jangan ditanya deh.. masalah asmaranya paling pelik. Sohibku yang keempat naman Fitriani. Orang Sampit, cantik dan pinter. Sering memperoleh nilai A di kelas. IP tertinggi tiap semester. Orangnya taat beribadah.

Kotew La Antai Calon Tupu









Rencana olo Minggu he kaet la antai calon tupu hehee. Beau ahan turui erai malem deh. Pikiran becampur aduk, rencana ye af jenemput te Kapuas oit calo tupu ye bawe. 

Sabi oit tuha ine lumayan ola. Aran ye gin ulun tuha, deo situk benoa jenampa. Tapi syukur lei dokoi sabi. Kurang lei pikir af ye daat pu mahan sabi neke tuha.

Sake doa, semoga lancar alan elui af he. 

Sambal Tempuyak

Sambal menjadi makanan pelengkap yang kehadirannya tidak pernah absen dari menu kita sehari-hari. Pada umumnya sambal itu harus berasa pedas, biar makan lebih maknyoss

Berikut ini saya ingin berbagi resep sederhana untuk membuat sambal tempuyak. Oiya, tempuyak  itu sendiri berbahan dasar daging durian yang difermentasi. Cara membuat tempuyak juga mudah kok, pertama kupas durian kedua ambil dagingnya, ketiga simpan di dalam wadah dan ditutup rapat. Semakin lama disimpan, baunya semakin khas, tajam. 

Kembali pada ulasan utama, membuat sambal tempuyak. Pertama-tama siapkan bahan sebagai berikut:
1. Tempuyak lima sendok makan
2. Cabai rawit sesuka selera dihalukan
3. Bawang merah 3 buah diiris tipis
4. garam dan gula secukupnya, tambahkan vetsin jika anda suka

Lalu..
Tumis bawang merah, masukkan cabai dan tempuyak tambahkan bahan nomor 4. Masak dengan api sedang hingga sambal tempuyak tampak kuning keemasan. Angkat dan siap disajikan sebagai teman makan anda. Enaknya ditemani dengan lauk ikan bakar atau goreng. Maknyus deh.

Kamis, 04 Februari 2016

Bukit Tangkiling

Waktu pertama kali menetap di Kota Palangka Raya, tempat wisata yang paling sering saya kunjungi ketika masih tahun pertama kuliah ialah Bukit Tangkiling yang berada di Kecamatan Bukit Batu, Kalimantan Tengah. Bukit Tangkiling adalah tempat wisata yang menawarkan keindahan alam. Dari atas puncak bukit, kita dapat melihat pemandangan sungai kahayan yang berkelok-kelok. 

Jarak tempuh dari kota Palangka Raya kurang lebih 45 menit. Moda transportasi yang paling enak adalah sepeda motor. Mobil sebenarnya bisa saja lewat, bahkan bus sekelas Yessoe pun bisa melewati jalan menuju dasar bukit. Hanya saja agak merepotkan. Saat akan hendak memasuki areal bukit, kita diminta untuk membayar tiket masuk untuk harga di atas lima ribu rupiahlah. 

Untuk mencapai puncak bukit, ada dua rute. Pertama adalah rute resmi yang telah disediakan anak tangga untuk menaiki atau pun menuruni bukit. Rute kedua adalah rute lama, medannya pun agak terjal dari rute resmi. Sebelum melewati rute lama, kita bisa bersantai sejenak di pondok Bue* yang tinggal di kaki bukit. Disini kita bisa tanya-tanya sama Bue soal sejarah Bukit Tangkiling. Tempat Bue ini juga menjual makanan kecil dan minuman.

Di Bukit ini ada tiga buah tempat sembahyang bagi pemeluk Agama Hindu maupun Hindu Kaharingan. Yang pertama ada di bawah, tengah dan puncak bukit. Saat mencapai puncak, jangan lupa untuk naik ke atas batu besar untuk melihat view terbaik ke sekeliling bukit. Padang ilalang di bawah batu membawa panorama tersendiri dan tempat yang asyik buat foto-foto. 

Sayangnya banyak objek-objek di bukit seperti batu-batu besar penuh dengan tulisan tangan-tangan yang tidak mengerti untuk menjaga keindahan alam.

Calon Petugas Lapangan


Saat di Bali kemaren, ada temanku mengatakan bahwa ada lowongan pekerjaan di Badan Pusat Statistik (BPS) kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Aku tertarik untuk daftar, kata temanku nanti aja daftarnya tunggu di Palangka Raya. Sesampainya di kota Palangka Raya, kembali aku tanyakan perihal lowongan pekerjaan di BPS tersebut. Temanku bilang langsung daftar saja ke kantor BPS untuk mengisi formulir.

Setelah selelai mengurus registrasi pembayaran spp semester genap, saya meluncur ke gedung M tempat kuliahnya mahasiswa Pendidikan Fisika di Universitas Palangka Raya.
   
 "Hallo An, kamu udah daftar ke BPS belum?" Tanyaku. "Sudah Rus, kamu kenapa belum?" Timpal temanku. "Aku tadi lagi sibuk registrasi bro!" Jawabku.

Dengan segera aku meluncur mencari alamat BPS kota Palangka Raya. Kata temanku, kantor BPS kota dekat dengan kantor cabang Bank Indonesia di Palangka Raya. Berulang kali aku melalui jalan utama Diponegoro, namun aku tidak menemukan kantor Bank Indonesia. Aku singgah di toko jual alat tulis depan SMA Negeri 2 Palangka Raya untuk membeli bolpoint. "Mas, mau nanya BPS kota dimana ya?" Tanyaku pada penjaga toko. "Kurang tahu saya mbak, coba mbak tanya sama bapak itu?" Jawab penjaga toko sambil menunjuk ke arah di balik lemari etalase. Ternyata pak Fathur, beliau sangat aku kenal ketika Praktik Pengalaman Lapangan II (PPL-II) di SMA Negeri 2 Palangka Raya. Ternyata beliau juga kurang begitu tau dimana BPS kota. 

Aku melanjutkan lagi misi pencarian, berulang kali kulirik jam dengan gelisah. Hari itu adalah hari Jumat dan biasanya kantor-kantor cepat istirahatnya. Perjalanan masih tetap di Jl. Diponegoro, akhirnya aku singgah dibahu jalan, mencari nama kontak temanku. Pembicaraan ditelpon kurang jelas, yang pasti jalan ke BPS dekat dengan kantor Bank Indonesia katanya. Kututup telpon dan mengingat-ingat kembali, rasanya aku pernah melihat tulisan Bank Indonesia. 

Aku kembali menghidupi kendaraan dan meluncur dengan pelan. Akhirnya aku menemukan juga kantor Bank Indonesia. Papan namanya agak terlindung oleh pohon, pantas saja aku kesulitan mencari. Kubelokkan kendaraan ke jalan yang ada di samping Bank Indonesia. Akhirnya, aku temui juga BPS Kota Palangka Raya. Kulihat banyak orang yang duduk diteras, ternyata mereka semua adalah calon pelamar. "Permisi pak, saya mau mendaftar" Kataku pada petugas BPS. "Ini silahkan isi mbak" Katanya. Aku pun menulis nama. "Mbak, tulisan harus rapi jangan miring" Kata petugas saat melihat tulisanku miring. "Bapak kok baru bilang saatku sudah ngisi sih pak" Jawabku sedikit sewot. Tiba-tiba datang petugas lain menghampiriku. "Mbak mau nggak kalau nulis ulang?" Kata petugas yang satunya. Aku pun menulis ulang formulir pendaftaran untuk menjadi petugas lapangan Sensus Ekonomi Tahun 2016 ini. Ternyata hari ini adalah hari terakhir pendaftaran, untung saja masih buka dan aku tidak terlambat. Semoga dapat diterima do'aku dalam hati sambil keluar menuju parkiran.


Selasa, 02 Februari 2016

Kilas Balik 2015

Mengawali tahun baru 2016 kemaren, aku dan tiga orang teman berjalan kaki menuju ke pusat perayaan tahun baru di Kota Palangka Raya, Bundaran Besar. Menyaksikan pesta kembang api. Sempat mengabadikan tapi hape sekarang ini lagi sakit, mungkin sebentar lagi mati.

Setahun berlalu, malas ngeblog untuk sekedar menulis uneg-uneg di hati ini. Baru sekarang ini agak bernyawa untuk nulis lagi. Agak susah memang membuat mood konstan. Ternyata hukum I Newton kurang berlaku dalam kehidupanku akhir-akhir ini. Soal bunyi hukum I Newton cari sendiri ya.

Tak banyak hal yang bisa kuingat, hanya sebagian saja. Dua hal besar yang terjadi di 2015 adalah aku memutuskan untuk angkat kaki dari sebuah rumah.... mungkin ini bagi sebagian orang adalah hal bodoh, mengapa harus pergi. Tapi soal hati kadang tidak bisa diajak kompromi bro! Setiap orang boleh punya sudut pandang masing-masing, tapi ini adalah sebuah keputusan yang harus kuambil. 

Sempat satu malam nginap di wisma dengan tarif dua ratus ribu per malam. Banyak teman yang menawarkan untuk nginap di tempat mereka, tapi semua kutolak. Bagiku menyendiri tanpa seorang pun yang melihatku adalah hal terbaik untuk merenungi dan menangisi segalanya, berbicara dengan orang tua via telpon malah membuatku semakin menangis sejadi-jadinya. 

Sampai aku putuskan mencari tempat tinggal sendiri, ga menerima siapapun untuk tinggal serumah. Semuanya berjalan baik-baik saja. Aku merasa lebih bisa stabil dan melupakan semua masalah yang terjadi sebelumnya.

Cobaan datang lagi, motorku hilang tepat pada tanggal 17 Desember 2015. Waktu kejadian sekitar jam enam sore, kejadian ini langsung kulapor ke polres Palangka raya bersama temanku. Berusaha tetap tegar, dan menghimpun semua keberanian untuk melapor ke orang tua. Ehh ketegaranku untuk tidak menangis akhirnya runtuh juga. Aku menangis sejadi-jadinya lagi ditelpon. Ini adalah kali keduanya aku menangis mengadu ke orang tuaku. Ingus meler terus membuatku terdiam hampir sepuluh menit ditelpon. 

Sempat curhat ke orang tua bahwa aku kesusahan disini. Namun jawaban dari mereka membuatku merasa tidak ada orang yang perduli dengan semua kesusahanku. Menangis menjadi ajang melegakan semua kepenatan perasaan. 

Sampai akhirnya, aku diberitahukan oleh ibu bahwa aku dikirimkan sebuah motor punya tanteku. Terimak kasih ibu... hal yang tidak kuduga. Lagi-lagi tidak ada orang tua yang dengan sengaja mebuat anaknya kesusahan. Aku berjanji akan lebih giat lagi disini dan lebih hati-hati lagi. 

Kehidupan memang selalu pasang surut, susah senang silih berganti. Hakekatnya semua hal yang bersifat kebendaan itu akan datang dan pergi silih berganti. Aku bukanlah orang yang terlalu religius, namun dengan membaca membuatku sedikit memahami apa yang telah kulalui.

Sebuah sms ucapan tahun baru dari ibu membuat terharu.. intinya selalu bersabar dan semoga rejeki kita ditahun yang akan datang ini (2016) meningkat. Diberikan kesehatan dan umur panjang.

Salam....

Antara Jawa dan Kalimantan (kuliner)

Melihat judul di atas, postingan ini bukanlah postingan yang membahas secara detail tentang perbedaan masakan Jawa dan Kalimantan. Tulisan ini bercerita tentang teman kuliah yang super segalanya deh... sebagai anak kos, masak bareng teman-teman adalah hal yang menyenangkan. Bukan apa-apa sih senangnya, bisa ngirit aja hehee (modus) kadanga-kadang hanya cukup iuran lima ribu rupiah udah bisa kenyang. Walau menu sederhana, namun berasa udah yang paling nikmat.

Nah mengenai proses masak-memasak, selalu ada cerita seru. Teman-teman yang dari Jawa kadang komplen kalau aku yang lagi masak. Entah itu masalah sambalnya lah, cara mengolahnya lah.Tapi gak apa-apa, sebagai warga negara yang memegang teguh prinsip Bhineka Tunggal Ika, kritikan dan saran selalu kuterima hehee.

Kebanyakan teman-temanku yang dari Jawa dalam mengolah makanan ada dua tahap, tahap yang pertama adalah proses merebus, tahap kedua terserah deh mau dimasakin apa yang penting sudah melewati proses pertama. Kalau saya sih langsung masak aja, ga banyak sambal ini dan itu, sukanya rasa yang orginal gitu deh. Hal itu kadang menuai protes dari mereka.

Pernah kami memasak daun singkong disantan, yang mengolah adalah teman-teman dari Jawa. Pertama-tama daun singkong direbus sampai layu, kemudian diiris dan diperas. "Hilang zat gizinya kalau digituan" kataku nyeletuk ditengah kegiatan pemerasan. "Kami mah selalu gini kalau masak daun singkong" kata temanku. Yowesss lahh... pas matang enak juga hehee. 

Begitulah kami, kalau lagi masak-masak selalu saja berdebat tentang masakan. Kadang nyebelin juga. Tapi kalau sudah tahap eksekusi, semua sibuk dengan piring masing-masing hehee