Cari Blog Ini

Rabu, 30 Desember 2015

Kisey Pusok Jabau (Daun Singkong Bakacak)

Masakan ini sangat populer di kampungku, hampir tiap hari dulu membuatnya saat masih di kampung. Kalau di kampungku nama masakan ini disebut kisey pusok jabau yang artinya daun singkong yang di remas-remas sampai hancur. Bedanya dengan daun singkong tumbuk daun singkong bakacak teksturnya lebih lembut dan lebih enak (menurutku lohh).

Bahan utamanya tentu saja daun singkong yang masih muda, boleh dicampur bahan lain seperti irisan kacang panjang dan irisan terung atau mie.

Tadi malam saya membuat masakan ini. mula-mula oseng bawang merah, masukkan kacang panjang aduk sekitar 3 menit, kemudian masukkan daun singkong, lalu terakhir masukkan mie. Aduk sampai matang dan siap dinikmati. Soal rasa maknyus deh.. apalagi kalau ditambah sambal dan tempe goreng sebagai pelengkap.


Waktu kubuat sebagai DP di BBM ada teman yang ga jadi merem karena lapar liat DPku hueheee. Paginya dia langung terinspirasi untuk memasak daun singkong bakacak juga.

Selamat mencoba yaa

Praktik Pengalaman Lapangan II (PPL II) FKIP Universitas Palangka Raya Tahun ajaran 2015/2016

Bagi mahasiswa FKIP, kegiatan PPL II terjun langsung mengajar ke sekolah. Sebagai calon guru hal ini memang harus wajib ditempuh, ga bisa dielak. 

Setelah semua proses registrasi selesai, UP3L mengumumkan  sekolah tempat mengajar beserta anggota kelompok PPL II. Awalnya saya dan dua orang teman dari Pendidikan Fisika akan mengajar di SMKN-4 Palangka Raya, namun hal ini batal karena diminta oleh kaprodi untuk menukarkan kami dengan mahasiswa PPL II yang memperoleh SMAN-2 Palangka Raya sebagai tempat praktek.

Hari pertama menginjakkan kami di SMAN-2 Palangka Raya pada tanggal 3 September 2015 bersama ketua kelompok yang kebetulan teman sekelas, Hasim Sanawi untuk mengantar Surat Rekomendasi PPL II ke pihak sekolah. 

Proses penerimaan kami disekolah berjalan lancar, semua diterima sebagai mahasiswa PPL II. Kelompok kami berjumlah 20 orang, namun 1 orang dari prodi PJKR tidak jadi mengambil PPL II sehingga jumlah kami menjadi 19 orang. Dengan rincian 3 orang dari prodi Pendidikan Matematika, 3 orang dari prodi Pendidikan Fisika, 4 orang dari prodi Pendidikan Kimia, 4 orang dari prodi Pendidikan BK, 3 orang dari prodi Pendidikan Bahasa Inggris, dan 2 orang dari prodi PJKR. Disekolah bertemu dengan mahasiswa dari universitas lain seperti dari Universitas Muhammadiyah Palangka Raya dan Universitas PGRI Palangka Raya.

Setelah proses penerimaan di sekolah selesai, tahap selanjutnya adalah pembagian guru pamong. Guru pamongku ibu Libria Tuty, S.Pd mengajar di kelas X dan aku diberi kelas X MIPA 3 dan X MIPA 4 dan satu kelas tambahan XI IPS 2 untuk mata pelajaran lintas minat fisika.

Selama proses pembelajaran di sekolah banyak hal yang ditemui. Mengajar sekaligus mendidik memang sangat sulit, karena banyak kepala yang harus diurus dengan berbagai macam karakter berbeda. Namun yang paling penting adalah hikmah dari proses itu semua, dulu ketika posisi sebagai siswa sungguh tidak terbayangkan bagaimana ketika menjadi seorang guru. 

Syukurlah.. ujian berjalan lancar meskipun tidak memuaskan. Lagi-lagi yang penting proses adalah hal utama yang ingin didapat. Terima kasih buat dosen pembimbingku, bapak Dr. Pendi Sinulingga, M.Pd dan guru pamongku, ibu Libria Tuty, S.Pd serta buat semua murid-murid PPL II ku, teman-teman dari UMP, mbak Nunik, mbak Umi, mbak Meluh, mas Redno, dan mas... (lupa namanya) hee salam kangen buat semua. Meja piket adalah tempat tongkrongan kami tiap hari. Semoga sukses semuanya.. Selamat Tahun Baru 2016 yaa 

Palangka Raya, 30 Desember 2015

Selasa, 21 Juli 2015

Persiapan Persemaian Benih Cokelat dari Jember

Aktivitas di ladang memang tiada habisnya, sore menyiram sayur karena jarang hujan, mencangkul buat menanam sayur, dan terakhir proyek kerjaan ladangku kemaren adalah mengisi folly bag. Ayahku mendapat pembagian folly bag sejumlah 500 buah untuk menyemai benih cokelat dari Jember.

Bergantian dengan ibu dan adik perempuanku untuk mengisi folly bag dengan tanah. Karena harus ada yang menjaga Rafi, adik paling bungsuku. Selama dua hari pengisian akhirnya selesai. Ayahku sudah menyiapkan bedengan sebagai tempat meletakkan persemaian. Sehingga kami tinggal menyusun agar rapi.

Ada yang menarik ketika aku medengar ayahku meyebutkan kata Jember (lafal seperti mengucap kata “mengapa”). Lalu aku menyelanya, kataku masa menyebutnya kayak gitu. Yang benar itu Jember (lafal mengucap kata “enak”) coba dengar saja orang-orang menyebut tembakau Jember, bahasa Taboyan-nya “Mako Jember” seperti melafal kata enak. Ibuku hanya tertawa mendengar perdebatan kecil itu.
Benih ini datang setelah ada dua orang warga yang melakukan studi banding ke Jawa untuk melihat pengolahan biji cokelat. Semoga saja desa kami menjadi desa perkebunan yang sukses.

Palangka Raya, 20 Juli 2015

Program Disbun Barut (Pembinaan Pengelolaan Perkebunan Cokelat)

Di ladang lagi musim sayur-sayuran. Ada yang sudah berbuah, ada yang baru tumbuh, ada yang baru berbunga. Ternyata bukan hanya ladang kami saja yang banyak sayur-sayurnya, ada beberapa ladang warga juga lagi musim sayur.

Setelah dijelaskan ibu, ternyata penanaman sayur mayur ini adalah program dinas pertanian dan perkebunan Kabupaten Barito Utara.
Program ini berawal dari penanaman buah cokelat pasca panen padi, pohon cokelat muda butuh perawatan intens, terutama pembersihan dari gulma-gulma. Setelah bersih, banyak tanah lapang di sela-sela pohon cokelat muda. Untuk memanfaatkan tanah lapang inilah Disbun memberikan benih sayur-mayur kepada warga yang menanam cokelat.

Program ini sangat berhasil, berkarung-karung sayur sudah terjual (punya warga yang lain) punya kami baru sedikit yang dijual, banyak dikonsumsi sendiri dan diberikan kepada tetangga-tetangga di kampong. Menjualnya pun jauh, ke desa-desa yang lain dalam lingkup kecamatan Gunung Purei. Ada yang ke desa Linon Besi, Payang, Baok, Tambaba, sedangkan di desa sendiri (Muara Mea) paling yang laku seikat atau dua ikat, karena banyak warga yang juga punya kebun sendiri, sehingga kurang laku.

Untuk harga sangat murah meriah, isi satu ikatnya pun banyak. Mentimun dengan diameter 5 cm, satu ikat berisi 3 mentimun dijual dengan harga lima ribu rupiah. Kacang panjang seikat dua ribu, ada yang membuat 10-12 buah per ikatnya.

Disarankan oleh orang Disbun untuk menimbang hasil panen sayur mayur, punya kami ada yang ditimbang ada juga yang tidak. Maklum belum menjadi penjual sayur yang profesional, sehingga sembarang aja, malas menimbang, dihitung per ikat.

Kerjaan kemaren membantu mencangkul buat menanam benih terung dan semangka merah. Di ladang sendiri, mau makan sayur langsung metik dari kebun. Betapa nikmatnya menjadi petani heheee

Palangka Raya, 20 Juli 2015

Kamis, 11 Juni 2015

Semester 6

Setiap dosen yang masuk kelas kami, tak henti-hentinya selalu mengingatkan tentang rentetan tugas akhir. Mulai dari cara menulis proposal, memikirkan judul, mencari permasalahan, bagaimana cara menilai, dan lain sebagainya.

"Jangan terlena" karena tidak terasa semester demi semester ini akan berakhir, jangan suka membuang-buang waktu. Pikirkan tugas akhir. Karena tugas akhir memakan waktu yang lama dalam proses pembuatannya. Bersyukur sekali mempunyai dosen-dosen yang selalu memotivasi untuk selalu stabil dalam perkuliahan, karena kadang merasa jenuh, bete, dan yang paling ekstrem adalah ingin berhenti.

Walau ini semester 6 justru disinilah start kalian untuk mulai memikirkan tugas akhir kata salah seorang dosen muda kami.

Masak Jantung Pisang

Terjebak hujan sampai malam di kampus setelah mata kuliah ppl I. Angin kencang merobohkan pohon pisang di depan sekretariat Himafis, saat ingin mengambil motor kulihat ada jantung pisang terjatuh bersama pohonnya yang roboh. Ga banyak ba bi bu, langsung sikat aja tuh jantung pisang. Bawa pulang ke kos, lagian pisangnya milik bersama, rejeki... Hehee. Pulang ke kos sambil hujan-hujanan, lupa bawa jas hujan.

Di rumah langsung ngolah bikin masakan jantung pisang. Setelah direbus baru dioseng dengan bumbu sederhana, bawang merah, bawang putih, cabe dan gula. Dinginnya hari menambah nikmatnya makan malam, ditemani tahu, tempe, dan ikan goreng. Sedap deh, sampai keringatan habis makan. Makasih Tuhan.. Atas rejeki yang Engkau berikan hari ini.

Palangka Raya, 11 Juni 2015

Rabu, 10 Juni 2015

Menunggu Hasil Akreditasi Prodi Pendidikan Fisika Universitas Palangka Raya








Pada tanggal 5 Juni 2015 kemaren, prodi pendidikan fisika UPR di-visitasi oleh tim dari BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi). Semua elemen turut serta dalam persiapan visitasi ini, tidak terkecuali dosen, mahasiswa, laboran, dll.

Beberapa dosen ada yang lembur menyiapkan borang. Pada tanggal 2 Juni melakukan kerja bakti. Kemudian tanggal 4 Juni secara mendadak terjadi perombakan ruang prodi. Bersama beberapa dosen dan mahasiswa melakukan pekerjaan yang lumayan menguras tenaga. Bahkan sampai malam bersama beberapa orang teman, lembur di sekretariat Himafis, menata ulang ruang kerja.

Semua kerja keras ini tidak tidak dapat dinilai dengan uang. Hal yang sangat diharapkan oleh mahasiswa dan juga dosen adalah akreditasi prodi meningkat minimal B.

Saya pribadi selaku ketua umum Hinpunan Mahasiswa Fisika Universitas Palangka Raya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada segenap mahasiswa yang membantu persiapan visitasi. Kita sama-sama menunggu hasil dalam satu atau dua bulan ini. Semoga apa yang menjadi tujuan dan cita-cita bersama dapat terwujud. Sahey.

Palangka Raya, 10 Juni 2015

Bersabarlah, sayang...

Lebih dari setahun ini aku mengenal seorang pria. Pria yang menempati posisi spessial di hatiku saat ini. Namanya I Made Sawitra Yadnya. Aku mengenalnya secara lebih intens setelah kegiatan keagamaan pada tahun 2013 lalu. Sejak saat itu kami berdua memutuskan untuk menjalin tali kasih diantara kami. Aku mencintainya juga menyayanginya. Kadang sikap cueknya membuatku begitu merasa tertekan. Aku tidak sanggup jika harus dicuekin, karena suatu alasan aku mencintainya. 

Beberapa bulan terakhir di tahun 2015 ini dia sering menanyakan perihal hubungan kami untuk dibawa ke jenjang yang lebih serius. Aku maklum dengannya, mungkin karena dia sudah lulus kuliah. Tapi di sisi lain, aku masih kuliah. Sehingga kutolak dengan halus keinginan mulianya tersebut. Lagi-lagi aku mencintainya, tapi bukan berarti aku siap untuk menikah diusiaku sekarang yang telah berumur 21 tahun ini. Aku masih perlu memikirkan dan mempersiapkan diri secara maksimal (versiku) untuk menikah kelak. Aku tidak ingin terkesan terburu-buru, tanpa persiapan. Baik dari segi mental, fisik, dan pekerjaan. 

Sampai pada suatu ketika, aku mengatakan bahwa aku ingin menikah pada umur 23 tahun padanya. Ini bukanlah jawaban atas desakan pertanyaan “kapan kita menikah?” ini adalah murni keputusanku jauh sebelumku mengenal dia. Namun hal ini tidak pernah kusampaikan kepada pria yang mengenalku sebelumnya. Hanya kepada dia hal ini kusampaikan, sebuah harapan kecilku dulu ketika SMA, sebuah perencanaan alur hidupku bahwa aku punya sebuah keinginan akan menikah di usia 23 tahun. Maka dari itulah sekarang aku ingin mempersiapkan sebaik mungkin apa yang bisa kulakukan untuk menghadapi bahtera rumah tangga kelak dengannya. Aku mencintainya, dan aku ingin menikah dengannya pada usia ke-23 tahunku nanti. Semoga rencana, dan kehidupanku nanti selalu diberkati. Sahey

Palangka Raya, 10 Juni 2015

Sabtu, 02 Mei 2015

Panen Padi

Ketika nelpon orang rumah, ibu memberi tahu ladang kami udah musim panen. Sekarang ini mereka sering nginap di ladang biar ga terlalu capek bolak balik ladang-kampung. Perjalanan melewati air kurang lebih memakan waktu tempuh 30 menit dengan menggunakan perahu kelotok. Alasan lainnya adalah penghematan BBM.
 
Musim panen biasanya juga dibarengi dengan musim buah-buahan. Buah-buah hutan biasanya banyak sekali. Mau kusebutkan tapi nggak tahu bahasa Indonesia-nya apa.
Alat-alat untuk memanen padi ladang yang paling lazim digunakan seperti gentu atau ani-ani, belakun yaitu sejenis bakul terbuat dari anyaman rotan yang diikatkan di pinggang untuk menampung padi. Tak lupa juga kostum pendukung, seperi baju dan celana panjang, ile atau tutup kepala, sama kaos tangan.
 
Sepertinya panen kali ini aku tidak bisa pulang kampung, masih padat dengan jadwal kuliah. Keuangan juga menipis. Semoga ladang kami menghasilkan panen yang banyak.
 
Live from Acer Liquid Z 4. Dari kamar tidur

Jumat, 01 Mei 2015

My Brother

Ini dia si jagoan kecil, adik bungsuku yang lahir pada 31 Agustus 2014 kemaren. Namanya Rafiadi, panggilan akrab Raf-raf.

Ketika pertama kali bertemu dengan my brother, dia baru berusia 3 bulan. Senangnya punya adik baru. Tambah rame rumah.

Sekarang ini dia udah bisa merangkak, bisa ngoceh, teriak kalau lagi marah. Tingkah laku yang menggemaskan deh.

Semoga menjadi adik yang baik. Kebanggaan bagi ayah dan ibu, kamu adalah penjaga sebab dua kakakmu ini perempuan semua. Semoga sehat selalu sayang..muacchh