Cari Blog Ini

Minggu, 08 Desember 2013

Membuang Rasa Malu

repost.. no pic, susah aplud maklum pake jaringan 3 menit 

Hari ini aku ingin membantu korban kebakaran di Pasar Baru Pangkalan Bun, Kota Barat, Kalimantan Tengah. Menggabungkan diri dengan anak-anak BEM FKIP Universitas Palangka Raya lainnya terjun ke lapangan untuk penggalangan dana bagi para korban kebakaran.
Dimulai dari pukul delapan pagi, aku ditemani Bang Jok pergi ke Bundaran Kecil kota Palangka Raya. Disana sudah ada teman-teman dari Organisasi Mahasisiwa lainnya, kami menggabungkan diri dengan mereka.
Terjun langsung ke lapangan untuk meminta sumbanngan baru kali ini aku lakukan. Perasaan malu dan canggung bercampur menjadi satu. Apalagi jika dihadapkan dengan orang-orang yang disaat kita datangi menengok pun tidak mau. Padahal aku mendatangi dengan senyum yang ikhlas dan sejuta harapan. Setidaknya mereka membalas senyum walau tidak mau memberi sumbangan. Namun ada juga orang yang tanpa diminta pun, dia berinisitif memanggil dan memberikan sumbangannya, sembari membalas senyum kita. Orang seperti ini adalah tipe yang paling kusuka.
Belajar dari pengalaman hari ini, aku menyadari begitu sulit untuk membuang rasa malu, terutama soal gengsi. Melihat penjual asongan yang juga berlalu lalang bersama kami membuat diriku begitu mensyukuri anugerah Tuhan kepadaku. Aku juga belajar bagaimana rasanya menjadi seseorang yang meminta-minta, walau dalam konteks seperti yang kulakukan saat ini adalah penggalangan dana. Tetap saja perasaan malu itu begitu sulit untuk dibuang.
Ada seorang bapak yang saat diminta sumbangannya berlagak belagu banget, pakai nanya-nanya kapan waktu kejadian kebakaran tersebut. Aku yang tidak begitu mengikuti perkembangan informasi hanya bisa menjawab,
 “Saya tidak tahu pasti, pak. Kami hanya membantu.”
 Dengan muka masam dia menjawab, “Loh kok kalian tidak tau. Harusnya sebagai orang yang seperti kalian tau dong.” 
Walau aku tau maksud si bapak adalah baik, namun aku merasa sedikit tersinggung. Jika tidak mau menyumbangkan, ya sudah. Tidak perlu bertingkah belagu seperti itu. Sungguh menyebalkan.
Itulah sekelumit pengalaman aku di Palangka Raya hari ini. Selain menumbuhkan rasa sosial peduli sesama, aku juga mencoba untuk menambahkan rasa pede dan membuang rasa pemalu, terutama soal gengsi yang biasanya begitu lekat dengan anak muda.
Palangka Raya, 17 Juni 2013

4 komentar:

  1. Hi h. Saya baru tau alamat Blog ini saat berkunjung ke Blognya Mas Rawins. ehm ehm Itu foto mba yang aseli kah? Atau foto orang lain yang dipasang Mangap eh maaf saya cuma tanya Fotonya Cakep bangedsss Salam dari Blogger Pontianak

    BalasHapus
    Balasan
    1. baru bikin juga nih blog .salam kenal dari Palangkaraya ya kang Asep. poto aselinya mba rus lah itu hehee

      Hapus
  2. Aku juga pernah merasakan seperti cerita mu teman. tapi jangan pernah takut untuk mencoba biar pun itu seperti kata-kata mu diatas "malu" tapi dari semua itu kita dapat pengalaman baru. tetap semangat sobat :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hee sip sob, pengalaman memang guru yg terbaik :)

      malu bertanya sesat di jalan kata orang

      Hapus