Cari Blog Ini

Kamis, 11 Juni 2015

Semester 6

Setiap dosen yang masuk kelas kami, tak henti-hentinya selalu mengingatkan tentang rentetan tugas akhir. Mulai dari cara menulis proposal, memikirkan judul, mencari permasalahan, bagaimana cara menilai, dan lain sebagainya.

"Jangan terlena" karena tidak terasa semester demi semester ini akan berakhir, jangan suka membuang-buang waktu. Pikirkan tugas akhir. Karena tugas akhir memakan waktu yang lama dalam proses pembuatannya. Bersyukur sekali mempunyai dosen-dosen yang selalu memotivasi untuk selalu stabil dalam perkuliahan, karena kadang merasa jenuh, bete, dan yang paling ekstrem adalah ingin berhenti.

Walau ini semester 6 justru disinilah start kalian untuk mulai memikirkan tugas akhir kata salah seorang dosen muda kami.

Masak Jantung Pisang

Terjebak hujan sampai malam di kampus setelah mata kuliah ppl I. Angin kencang merobohkan pohon pisang di depan sekretariat Himafis, saat ingin mengambil motor kulihat ada jantung pisang terjatuh bersama pohonnya yang roboh. Ga banyak ba bi bu, langsung sikat aja tuh jantung pisang. Bawa pulang ke kos, lagian pisangnya milik bersama, rejeki... Hehee. Pulang ke kos sambil hujan-hujanan, lupa bawa jas hujan.

Di rumah langsung ngolah bikin masakan jantung pisang. Setelah direbus baru dioseng dengan bumbu sederhana, bawang merah, bawang putih, cabe dan gula. Dinginnya hari menambah nikmatnya makan malam, ditemani tahu, tempe, dan ikan goreng. Sedap deh, sampai keringatan habis makan. Makasih Tuhan.. Atas rejeki yang Engkau berikan hari ini.

Palangka Raya, 11 Juni 2015

Rabu, 10 Juni 2015

Menunggu Hasil Akreditasi Prodi Pendidikan Fisika Universitas Palangka Raya








Pada tanggal 5 Juni 2015 kemaren, prodi pendidikan fisika UPR di-visitasi oleh tim dari BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi). Semua elemen turut serta dalam persiapan visitasi ini, tidak terkecuali dosen, mahasiswa, laboran, dll.

Beberapa dosen ada yang lembur menyiapkan borang. Pada tanggal 2 Juni melakukan kerja bakti. Kemudian tanggal 4 Juni secara mendadak terjadi perombakan ruang prodi. Bersama beberapa dosen dan mahasiswa melakukan pekerjaan yang lumayan menguras tenaga. Bahkan sampai malam bersama beberapa orang teman, lembur di sekretariat Himafis, menata ulang ruang kerja.

Semua kerja keras ini tidak tidak dapat dinilai dengan uang. Hal yang sangat diharapkan oleh mahasiswa dan juga dosen adalah akreditasi prodi meningkat minimal B.

Saya pribadi selaku ketua umum Hinpunan Mahasiswa Fisika Universitas Palangka Raya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada segenap mahasiswa yang membantu persiapan visitasi. Kita sama-sama menunggu hasil dalam satu atau dua bulan ini. Semoga apa yang menjadi tujuan dan cita-cita bersama dapat terwujud. Sahey.

Palangka Raya, 10 Juni 2015

Bersabarlah, sayang...

Lebih dari setahun ini aku mengenal seorang pria. Pria yang menempati posisi spessial di hatiku saat ini. Namanya I Made Sawitra Yadnya. Aku mengenalnya secara lebih intens setelah kegiatan keagamaan pada tahun 2013 lalu. Sejak saat itu kami berdua memutuskan untuk menjalin tali kasih diantara kami. Aku mencintainya juga menyayanginya. Kadang sikap cueknya membuatku begitu merasa tertekan. Aku tidak sanggup jika harus dicuekin, karena suatu alasan aku mencintainya. 

Beberapa bulan terakhir di tahun 2015 ini dia sering menanyakan perihal hubungan kami untuk dibawa ke jenjang yang lebih serius. Aku maklum dengannya, mungkin karena dia sudah lulus kuliah. Tapi di sisi lain, aku masih kuliah. Sehingga kutolak dengan halus keinginan mulianya tersebut. Lagi-lagi aku mencintainya, tapi bukan berarti aku siap untuk menikah diusiaku sekarang yang telah berumur 21 tahun ini. Aku masih perlu memikirkan dan mempersiapkan diri secara maksimal (versiku) untuk menikah kelak. Aku tidak ingin terkesan terburu-buru, tanpa persiapan. Baik dari segi mental, fisik, dan pekerjaan. 

Sampai pada suatu ketika, aku mengatakan bahwa aku ingin menikah pada umur 23 tahun padanya. Ini bukanlah jawaban atas desakan pertanyaan “kapan kita menikah?” ini adalah murni keputusanku jauh sebelumku mengenal dia. Namun hal ini tidak pernah kusampaikan kepada pria yang mengenalku sebelumnya. Hanya kepada dia hal ini kusampaikan, sebuah harapan kecilku dulu ketika SMA, sebuah perencanaan alur hidupku bahwa aku punya sebuah keinginan akan menikah di usia 23 tahun. Maka dari itulah sekarang aku ingin mempersiapkan sebaik mungkin apa yang bisa kulakukan untuk menghadapi bahtera rumah tangga kelak dengannya. Aku mencintainya, dan aku ingin menikah dengannya pada usia ke-23 tahunku nanti. Semoga rencana, dan kehidupanku nanti selalu diberkati. Sahey

Palangka Raya, 10 Juni 2015