Salam hangat selalu yah...piece
Buntut dari datangnya orang-orang
pusat ke kampus kami, membuat para pimpinan kalang kabut karena banyak pegawai
yang tidak ada di tempat kerja. Khususnya kantor BAAK, semuanya kena semprot.
Karena menurut pandanganku pula, memang pegawai BAAK yang paling banyak pegawai
mangkirnya. Dan syukurlah, setelah kedatangan orang pusat jam buka kantor
menjadi disiplin, jam buka dan tutupnya jelas secara real dilakukan, bukan
hanya jadwal di atas kertas semata. Hal ini terbukti ketika aku dan temanku ke
kantor fakultas, meminta kertas ujian yang sudah bercap. Kupikir sudah tutup,
eh ternyata masih buka. Syukurlah..ini dampak positif kedatangan orang-orang
pusat.
Buntut lain adalah dipanggilnya
seluruh siswa penerima beasiswa bidik misi untuk rapat dengan pihak prodi
masing-masing. Khususnya prodi fisika, walau aku bukan mahasiswa penerima
besiswa bidik misi tapi tetap ikut rapat. Mau tau info. Usut punya usut,
ternyata ada uang yang seharusnya diberikan kepada fakultas dan prodi namun
masuk ke rekening perut mahasiswa. Hal ini terjadi bukan kesalahan dari
mahasiswa itu sendiri, namun kerena info dari PR III yang kurang jelas. Katanya
(PR III) uang tersebut terserah digunakan untuk apa, yang penting buat
keperluan pendidikan. Hedeh..semrawut sekali pikirku sistemnya ini. Kok bisa
ya? Sampai-sampai info yang sepenting itu tidak diketahui oleh para pimpinan
universitas. Pada ngapain yah..?? (Geleng-geleng kepala)
Solusi akhirnya adalah dengan
acara tanda tangan serah terima uang hayalan. Hanya formalitas semata, tidak
ada sepersen pun uang di tangan pihak prodi dan fakultas. Bersyukur untuk yang
kedua kalinya, kedatangan orang-orang pusat membuat sistem yang rancu menjadi
jelas solusi dan penanganannya.
Palangkaraya, 3 Juli 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar