moved from my ane blog account, rusni.mywapblog.com
Lumayan
banyak hal yang ingin kuceritakan untuk hari ini. Hal pertama, aku
mendonorkan darahku, dalam rangka bakti social PMI. Awalnya aku dan mbak
Fitri ingin menanyakan absen ke prodi. Di depan prodi ada mobil PMI
terparkir dan beberapa petugas medis yang berjaga di sana. Mbak Fit
mengusulkan untuk mengikuti kegiatan PMI tersebut. Aku sih setuju-setuju
saja.
Hal
pertama yang dilakukan adalah mengisi kolom nama partisipasi, kedua
menimbang berat badan. Idealnya 55 kg. mbak Fit 45 kg, aku pas 55 kg.
Setelah melewati tahap awal, aku diperiksa golongan darah. Setelah diuji
kelayakannya, aku pun disuruh untuk masuk ke dalam mobil PMI. Kupikir
aku akan diperiksa lagi, maksudku aku tidak melakukannya hari itu,
tetapi mungkin besok, menunggu diriku siap. Dugaanku meleset, aku
disuruh berbaring di kursi khusus. Seorang ibu, petugas medis memeriksa
tekanan darahku. Lagi-lagi oke, tak ada masalah. Normal. Aku seorang
pendonor yang sehat.
Dibagian
lipatan lengan tangan kananku dioles alcohol dan anti septic. Setelah
semua hal beres, si ibu mengeluarakan jarum yang runcing, besar, dan
tajam. Kengerian membayangi pikiranku. Aku merasa takut, sikap seorang pengecut. Dengan santai si ibu menusukkan jarum tersebut ke dalam kulitku, tanpa ada parasaan yang seperti aku rasakan.
Sakit..
aku
merigis pelan. “Sakit, ya ?” si ibu bertanya padaku. Sungguh menurutku
pertanyaan yang konyol bin tolol. Aku jawab hanya dengan sebuah
anggukan.
Tak
berapa lama berselang, darah pun mengalir melewati selang yang
transparan. Badanku rasanya menjadi dingin. Darahku, ohh..tidak!, aku
melihat darahku mengalir meninggalkan tubuhku. Yang entah kepada siapa
darahku itu akan mengalir lagi, menyelamatkan jiwa-jiwa yang sekarat,
tentunya pada saudara-saudara yang membutuhkan.
Pikiranku sedikit risau, aku mencoba rileks dengan bersandar lebih dalam.
Sembari menunggu selesai, aku mencoba ngobrol dengan si ibu,. “Bu,
saatku melihat darah-darah dalam kantung-kantung itu, aku jadi teringat
dengan film pamvir” kataku. “Bedalah..pamvir,kan menghisap darah lewat
leher” jawab si ibu. Duh..ile..maksudku tadi jika si ibu pernah menonton
Twilight, aku ingin ngobrol lebih lanjut dengannya. Tapi… ya sudahlah.
Walau
hanya 350 mL darah yang aku sumbangkan, aku merasa bangga dengan apa
yang telah aku lakukan. Semoga darahku tersebut benar-benar dapat
membantu saudara-saudara yang membutuhkannya. Itulah pengalaman
pertamaku menjadi seorang donor darah.
Cerita berlanjut…
Sekitar
jam dua’an, saat aku tengah asyik bermain game, tiba-tiba cuaca
berubah. Langit mendung, angin kencang tiba-tiba datang. Aku segera
keluar, mengangkat selimut yang kujemur. Kain tetanggaku berserakan
sana-sini di tanah.
Anginnya
sunggguh kencang, sampai-sampai atap rumah orang yang bersebelahan
dengan kost kami menganga, tebelalak dibuatnya. Keadaan cuaca yang buruk
dan mengerikan. Beruntunglah tidak terjadi korban jiwa, hanya korban
jemuran yang mungkin bergulat tanah.
Lagi-lagi,
aku batal melakukan suatu hal karena tertidur. Sehabis angin kencang
menerpa, aku tertidur pulas. Badanku rasanya lelah dan letih. Mungkin
efek kehilangan darah 350 mL. Ya, sore ini aku terjadwal kursus jam 6
sore. Seolah-olah aku lupa ingatan saja, aku baru mengingatnya pada jam
8. Huh..sungguh suatu kerugian buatku. Salah satu hal yang tolol. Tapi
ya sudahlah, sudah terlanjur. Seperti lagunya Meggy Z, “Terlanjur basah,
ya sudah mandi sekali”
Akhir-akhir
ini aku benar-benar menjadi seorang penggila game Plants vs Zombie.
Pada akhirnya, sore ini aku menamatkan semua level. Hore..!!!!! aku
berhasil! Sebuah konser musik persembahan dari Plants untuk para Zombie
pun diadakan. Lucu sekali. So funny. Sang vokalis adalah sebuah tanaman
Bunga Matahari, Sun Flower. Sedangkan para Zombie ngedance di
rerumputan. Pemandangan layar computer yang menggelikan.
PLANTS VS ZOMBIE
There’s a zombie on the lawn…
There’s zombie on the lawn…
We don’t want a zombie on the lawn…
We don’t want a zombie on the lawn...
I know your type : tall, dark, and dead
I know you want brain who plan me here
Zombie :
Ting..ting..!
nada SMSku. Siapa ya pikirku. Setelah kulihat, ternyata dari Tf. Dia
mengajakku untuk berteman saja. Ohh….syukur…akhirnya aku tidak perlu
repot-repot untuk memikirkan bagaimana cara aku memutuskan dia.. ku
jawab, “Ya, aku setuju.” Simple. Aku tidak sedikitpun merasa sakit hati.
Aku malahan merasa senang dan lega. Ingin rasanya aku tertawa
terbahak-bahak dan berteriak. Aku bahagia….!!!!! Seseorang telah
memutuskanku. Oh betapa leganya. Tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
Maaf ya, jika aku telah menjadi pasangan yang buruk bagimu. Itu hanya
massa lalu.
Kesimpulan : 3 hal kebahagiaanku hari ini
ü Aku menjadi pendonor
ü Aku berhasil memenamatkan semua level game pavoritku
ü Aku putus (?)
Palangkaraya, 19 Februari 2013
( 09 : 45 PM )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar