Baiklah kita mulai dari status diriku sekarang ini. Aku sudah menikah dan menjadi seorang istri belum menjadi ibu. Pernikahanku pada 20 Maret 2020 tahun lalu, sekarang ini pernikahan kami berumur satu tahun lebih.
2020 akhir aku sangat bahagia sekali mengetahui diriku sedang mengandung, tapi sayangnya kandunganku hanya berumur 4 bulan 19 hari. Calon bayiku tidak dapat diselamatkan karena lahir sangat prematur akibat ketuban pecah dini. Sedih? tentu saja berhari-hari setelah kejadian itu aku selalu menangis menjelang tidur. Anak yang kami nantikan-nantikan, yang kami rela mengikuti program dokter akhirnya harus kembali ke pangkuanNya sebelum kami dapat menimangnya. Satu hal yang aku syukuri dokter menyatakan rahimku sudah dalam kondisi sehat. Semoga secepatnya diberikan rejeki. Amin
Hari-hariku sekarang disibukkan sebagai ibu rumah tangga, bekerja freelance. Walau penghasilan tidak besar tapi cukup untuk membeli kebutuhan dapur yang aku sukai seperti panci-panci cantik dan lain-lain. Aku sekarang juga aktif sebagai trader dari Senin-Jumat. Hasilnya lumayan, seperti menabung tapi dengan bunga besar. Aku kadang mengambil keuntungannya perminggu. Bagi yang tertarik silahkan belajar terlebih dahulu. Karena sebagai trader ini selain menjanjikan keuntungan juga punya resiko besar.
Karena aku tidak bekerja layaknya orang kantoran dengan gajih per bulan kadang ada omongan yang mengatakan pada suamiku "suruh istrimu itu bekerja, jangan cuma kamu saja yang bekerja". Saat suamiku mengatakan hal itu kepadaku aku menangis (karena aku memang cengeng dan suka nangis) kupingku panas mendengar hal semacam itu. Haruskah apa yang aku kerjakan untuk menghasilkan uang diceritakan sedetail-detailnya? Hei, aku bukannya tidak ingin bekerja yang pertama karena aku sudah menikah kadang untuk melamar pekerjaan aku harus berpikir dulu, tempatnya dimana. Peluang kerja yang dekat-dekat dengan tempat tinggal sekarang sulit dicari kalaupun ada suami kadang tidak mengijinkan karena mungkin gajih kecil dan tidak sesuai dengan waktu dan apa yang dikerjakan. "Lebih baik masak dan mengurus rumah katanya, penghasilanku cukup saja untuk kebutuhan rumah tangga kita walaupun tidak berlebih" begitu kata suamiku. Kalau punya modal sepertinya pun lebih baik membuka usaha sendiri ketimbang kerja sama orang kecuali bekerja dikantor, perusahaan atau sebagai guru.
Aku tahu sifat-sifat orang yang demikian suka mengkritik rumah tangga orang lain padahal rumah tangganya sendiri tidaklah lebih baik dari yang dikritiknya. Hanya bisa bersabar dan tidak mau ambil pusing lagi cukup sekali dua kali kuping panas. Caranya bagaimana? dicuekin aja...
Dengan menulis curahan hati seperti ini rasanya menjadi lega, setiap hati manusia pasti punya sesuatu yang mengganjal aku dengan cara menulis seperti ini memberikan kelegaan pada hati dan pikiranku.
Sekian dulu ceritaku sampai jumpa diceritaku yang lain...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar