Ketika masih awal-awal kuliah yang dirasa adalah semangat dan perasaan senang, karena tiap hari ketemu teman-teman di kampus. Meningkatnya semester beban mulai terasa. Beban pertama adalah mata kuliah yang ditempuh semakin sulit (ini menurut saya sebagai mahasiswa prodi Pendidikan Fisika), beban kedua adalah jika tidak lulus mata kuliah maka sudah pasti kuliah tidak akan selesai tepat waktu, karena harus memperbaiki nilai, beban ketiga adalah seiring bertambah usia rasanya malu kalau harus minta uang terus sama orang tua, harus mencari uang tambahan.
Sengaja masalah hati tidak dimasukkan kedalam beban-beban di atas heheee.
Ketika sampai puncak semester, kita dituntut untuk menyusun dan menyelesaikan tugas akhir yang disebut skripsi. Disinilah syndrom itu mulai terasa,
- Jarang ke kampus karena mata kuliah yang ditempuh sisa sedikit atau sudah habis, sehingga teman-teman seangkatan juga jarang ada di kampus.
- Menghindari pertanyaan teman atau adik tingkat "kapan lulus?" sehingga malas ke kampus.
- Malu bertemu dosen-dosen rasanya sangat berat kalau ditanya "kapan lulus?" "ayo kerjain skripsinya".
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan itu semua. Dosen memberikan semangat dan motivasi. Begitu juga teman-teman yang bertanya sebenarnya adalah cambuk untuk tetap konsisten dalam mengerjakan skripsi. Bukannya datang sekali hilangnya satu bulan.
Skripsi? Susahnya dimana? Menurutku tidak susah. Hanya faktor MALAS lah yang paling dominan. MALAS membuat kita seolah-olah tertekan, seolah-olah hal itu sangat sulit.
MALAS enyahlah dari pikiranku saat ini untuk mengerjakan skripsiku ini. MOTIVASI masih kurang kayaknya nih. Padahal pengen nikah cepat, pengen kerja di kantor cepat. Arghhh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar