Aktivitas di ladang memang tiada habisnya, sore menyiram sayur karena jarang hujan, mencangkul buat menanam sayur, dan terakhir proyek kerjaan ladangku kemaren adalah mengisi folly bag. Ayahku mendapat pembagian folly bag sejumlah 500 buah untuk menyemai benih cokelat dari Jember.
Bergantian dengan ibu dan adik perempuanku untuk mengisi folly bag dengan tanah. Karena harus ada yang menjaga Rafi, adik paling bungsuku. Selama dua hari pengisian akhirnya selesai. Ayahku sudah menyiapkan bedengan sebagai tempat meletakkan persemaian. Sehingga kami tinggal menyusun agar rapi.
Ada yang menarik ketika aku medengar ayahku meyebutkan kata Jember (lafal seperti mengucap kata “mengapa”). Lalu aku menyelanya, kataku masa menyebutnya kayak gitu. Yang benar itu Jember (lafal mengucap kata “enak”) coba dengar saja orang-orang menyebut tembakau Jember, bahasa Taboyan-nya “Mako Jember” seperti melafal kata enak. Ibuku hanya tertawa mendengar perdebatan kecil itu.
Benih ini datang setelah ada dua orang warga yang melakukan studi banding ke Jawa untuk melihat pengolahan biji cokelat. Semoga saja desa kami menjadi desa perkebunan yang sukses.
Palangka Raya, 20 Juli 2015