Pada saat senja menjelang malam, aku dan tetangga samping rumah ngobrol. Dari topik
tentang kampus, hingga topik keluarga. Semuanya bertema penderitaan.
Aku bingung, apakah manusia cenderung senang menceritakan
penderitaan atau kesenangan ya? Tapi biasanya orang yang senang menceritakan
penderitaan adalah cenderung orang yang rendah hati.
Beginilah cerita tetanggaku tersebut.
“Dulu aku tidak melanjutkan kuliah selama setahun, setelah
lulus SMA. Hatiku sangat sedih, hanya menangis yang bisa kulakukan. Megucilkan
diri ke hutan, bekerja sebagai penambang emas. Usaha Sedot Amas bahasa
bekennya. Tiap malam hanya kalut hati yang kurasakan. Teman-teman semuanya
melanjutkan kuliah. Mereka menanyakan aku di mana kuliahnya. Ku jawab, di
Akper. Artinya adalah akademi persedotan. Arti lainnya adalah akademi
pertambangan (Nyedot Emas). Sampai pada akhirnya aku melanjutkan ke bangku
kuliah pada tahun 2012. Meski pun dengan terpincang-pincang. Ibarat kata, kedua
kaki tidak melangkah selayaknya, tertinggal satu. Di belakang, orang tua
sebenarnya tidak mampu untuk membiayai, tujuh adikku juga sangat membutuhkan
biaya untuk melanjutkan sekolahnya. Namun kalau dipikir-pikir, jika aku tetap
di kampung dan bekerja hanya sebagai penyedot emas, tentu tidak akan ada kemajuan
yang kudapatkan. Meskipun kuliah tidak menghasilkan uang, namun aku yakin
dengan pengalaman dan ilmu yang kuperoleh akan sangat berguna untuk menata
kehidupanku selanjutnya. Pulang kampung hanya setahun sekali. Itupun kalau ada
biaya. Jarak tempuh selama dua hari membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Melewati sungai selama berhari-hari jika sungai dalam keadaan surut untuk
mencapai kampung halaman. Telponan dengan orang tua, hanya isak tangis yang
menggambarkan betapa rindunya aku dengan mereka dan sebaiknya.”
Salut juga aku dengan tetanggaku ini, meskipun keadaan hidup
yang tidak cemerlang, namun punya kemauan dan semangat yang tinggi untuk
melakukan perubahan. Tidak mudah menyerah. Dan yang pasti selalu rendah hati
juga taat beribadah. Hemm..semoga dirimu berhasil mewujudkan apa yang menjadi
cita-citamu ya, selamat malam.
Palangka Raya, 21 Mei 2014