Cari Blog Ini

Selasa, 02 Februari 2016

Kilas Balik 2015

Mengawali tahun baru 2016 kemaren, aku dan tiga orang teman berjalan kaki menuju ke pusat perayaan tahun baru di Kota Palangka Raya, Bundaran Besar. Menyaksikan pesta kembang api. Sempat mengabadikan tapi hape sekarang ini lagi sakit, mungkin sebentar lagi mati.

Setahun berlalu, malas ngeblog untuk sekedar menulis uneg-uneg di hati ini. Baru sekarang ini agak bernyawa untuk nulis lagi. Agak susah memang membuat mood konstan. Ternyata hukum I Newton kurang berlaku dalam kehidupanku akhir-akhir ini. Soal bunyi hukum I Newton cari sendiri ya.

Tak banyak hal yang bisa kuingat, hanya sebagian saja. Dua hal besar yang terjadi di 2015 adalah aku memutuskan untuk angkat kaki dari sebuah rumah.... mungkin ini bagi sebagian orang adalah hal bodoh, mengapa harus pergi. Tapi soal hati kadang tidak bisa diajak kompromi bro! Setiap orang boleh punya sudut pandang masing-masing, tapi ini adalah sebuah keputusan yang harus kuambil. 

Sempat satu malam nginap di wisma dengan tarif dua ratus ribu per malam. Banyak teman yang menawarkan untuk nginap di tempat mereka, tapi semua kutolak. Bagiku menyendiri tanpa seorang pun yang melihatku adalah hal terbaik untuk merenungi dan menangisi segalanya, berbicara dengan orang tua via telpon malah membuatku semakin menangis sejadi-jadinya. 

Sampai aku putuskan mencari tempat tinggal sendiri, ga menerima siapapun untuk tinggal serumah. Semuanya berjalan baik-baik saja. Aku merasa lebih bisa stabil dan melupakan semua masalah yang terjadi sebelumnya.

Cobaan datang lagi, motorku hilang tepat pada tanggal 17 Desember 2015. Waktu kejadian sekitar jam enam sore, kejadian ini langsung kulapor ke polres Palangka raya bersama temanku. Berusaha tetap tegar, dan menghimpun semua keberanian untuk melapor ke orang tua. Ehh ketegaranku untuk tidak menangis akhirnya runtuh juga. Aku menangis sejadi-jadinya lagi ditelpon. Ini adalah kali keduanya aku menangis mengadu ke orang tuaku. Ingus meler terus membuatku terdiam hampir sepuluh menit ditelpon. 

Sempat curhat ke orang tua bahwa aku kesusahan disini. Namun jawaban dari mereka membuatku merasa tidak ada orang yang perduli dengan semua kesusahanku. Menangis menjadi ajang melegakan semua kepenatan perasaan. 

Sampai akhirnya, aku diberitahukan oleh ibu bahwa aku dikirimkan sebuah motor punya tanteku. Terimak kasih ibu... hal yang tidak kuduga. Lagi-lagi tidak ada orang tua yang dengan sengaja mebuat anaknya kesusahan. Aku berjanji akan lebih giat lagi disini dan lebih hati-hati lagi. 

Kehidupan memang selalu pasang surut, susah senang silih berganti. Hakekatnya semua hal yang bersifat kebendaan itu akan datang dan pergi silih berganti. Aku bukanlah orang yang terlalu religius, namun dengan membaca membuatku sedikit memahami apa yang telah kulalui.

Sebuah sms ucapan tahun baru dari ibu membuat terharu.. intinya selalu bersabar dan semoga rejeki kita ditahun yang akan datang ini (2016) meningkat. Diberikan kesehatan dan umur panjang.

Salam....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar